Pernahkah kamu berpikir, kenapa video klip musik atau film di bioskop warnanya bisa memukau? Jawabannya adalah karena pada tahap pasca produksi ada proses color grading saat proses editing di film tersebut.
Color grading adalah proses mengubah tampilan visual sebuah video atau film dengan mengatur dan memanipulasi warna, kontras, kecerahan, dan aspek visual lainnya.
Kenapa harus dimanipulasi? Ini tak lain untuk mencapai tampilan visual yang konsisten dan dapat menggambarkan suasana atau mood yang diinginkan.
Baca juga : 7 Fungsi Editing Film, Berikut Penjelasan Lengkap
Selain itu Color grading bertujuan untuk meningkatkan kesan artistik dan naratif dari sebuah karya visual.
Tujuan Color Grading
Ada banyak tujuan, kenapa Color Grading harus dilakukann dalam editing video atau film. Berikut adalah beberapa tujuannya:
- Meningkatkan Visual Aesthetic
Color Grading dapat digunakan untuk menciptakan tampilan visual yang menarik dan estetis dalam film. Melalui pengaturan warna, kontras, kecerahan, dan saturasi, Color Grading dapat memberikan penekanan visual yang lebih kuat dan menciptakan tampilan yang lebih menarik bagi penonton.
- Membangun Mood dan Atmosfer
Warna dapat memiliki dampak emosional yang kuat dalam film. Color Grading digunakan untuk menciptakan mood dan atmosfer yang sesuai dengan cerita. Misalnya, menggunakan warna hangat dan lembut untuk menggambarkan suasana romantis, atau warna dingin dan tajam untuk menciptakan ketegangan.
- Menekankan Pemisahan Visual
Dalam film, Color Grading dapat digunakan untuk memisahkan visual antara adegan atau lokasi yang berbeda, atau untuk membedakan antara dunia nyata dan dunia khayalan. Ini membantu penonton memahami perubahan waktu, tempat, atau situasi dalam cerita.
- Menciptakan Konsistensi Visual
Color Grading digunakan untuk mencapai konsistensi visual di seluruh film. Dengan mengatur palet warna yang konsisten, kecerahan, dan kontras, cara ini bisa membantu menciptakan tampilan yang seragam dan memperkuat identitas visual film.
- Memperkuat Penceritaan
Penggunaan Color Grading bisa menjadi sarana untuk memperkuat cerita. Melalui manipulasi warna, penekanan dapat diberikan pada elemen penting dalam cerita, seperti karakter, objek, atau perubahan emosional. Warna juga dapat digunakan untuk membedakan flashback, mimpi, atau adegan yang berbeda secara visual.
- Menciptakan Kecocokan Stilistik
Color Grading membantu mencapai kecocokan stilistik antara adegan yang berbeda, mengikuti visi sutradara atau desain produksi yang diinginkan. Ini memastikan bahwa semua elemen visual dalam film saling berhubungan dan menciptakan kesatuan.
- Memperbaiki Ketidaksempurnaan atau Kekurangan Teknis
Salah satu kelebihan yang tidak kalah penting adalah, kemampuan Color Grading dalam mengatasi dan mengoreksi ketidaksempurnaan teknis dalam gambar. Seperti pencahayaan yang tidak merata atau kelebihan warna. Dengan penyesuaian yang tepat, dapat meningkatkan kualitas visual secara keseluruhan dan membuat gambar terlihat lebih profesional.
Pengaturan Color Grading
Dalam komputer editing, seorang editor dapat melakukan berbagai pengaturan color grading dengan menggunakan fasilitas yang terdapat dalam software editing.
Beberapa proses pengaturan yang dilakukan editor adalah terkait hal-hal berikut:
1. Proses Color Balancing
Langkah pertama yang dilakukan dalam Color grading adalah Color Balancing, yakni proses penyesuaian White Balance dengan mengatur warna putih pada gambar agar terlihat putih netral.
Pengecekan dan penyesuaian ini perlu dilakukan di setiap klip video, karena pada saat pengambilan gambar seringkali terdapat beberapa shot yang tidak presisi white balance-nya.
Dengan melakukan color balancing, editor dapat menghilangkan dominasi warna yang tidak diinginkan sekaligus memastikan keseimbangan warna putih yang akurat.
Pengaturan White Balance, bisa dilakukan dengan penyesuaian pada temperatur warna dan tint.
Pada dasarnya, proses Color Balancing ini melibatkan penyesuaian warna secara keseluruhan dan selektif untuk mencapai keseimbangan warna yang akurat dan konsisten.
2. Pengaturan Brightness dan contrast
Setelah melakukan balancing warna, langkah selanjutnya adalah mengatur kontras dan kecerahan pada gambar video.
Pada tahap ini Anda bisa menyesuaikan tingkat kecerahan dan kegelapan video (black levels dan white levels) serta peningkatan kontras untuk menciptakan tampilan visual yang lebih tajam dan dramatis.
Pengaturan Brightness (Kecerahan) digunakan apabila klip video dalam kondisi terlalu gelap, Anda bisa meningkatkan kecerahan secara bertahap hingga mencapai tingkat yang diinginkan.
Ketika mengatur kecerahan, hindari penggunaan yang berlebihan, karena akan menyebabkan kehilangan detail gambar karena terlalu cerah (overexposed) di area terang. Pastikan ada keseimbangan antara highlight dan shadow.
Anda juga bisa mengatur tingkatkan kontras untuk memperjelas perbedaan antara highlight dan shadow, sehingga menghasilkan gambar yang lebih tajam dan jelas.
Hindari peningkatan kontras yang berlebihan, karena ini dapat menyebabkan hilangnya detail di area highlight atau shadow.
Perhatikan agar kontras tetap alami dan tidak terlalu dramatis, kecuali jika itu adalah gaya yang diinginkan untuk video tertentu.
3. Pengaturan Kurva Warna (Color Curves)
Pengaturan kurva warna (color curve) pada video merupakan proses memodifikasi distribusi warna dalam gambar untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Dengan ini akan memberikan kontrol yang lebih rinci atas tingkat kecerahan, kontras, dan ketajaman warna dalam video.
Kurva warna terdiri dari sumbu horizontal yang mewakili tingkat kecerahan dan sumbu vertikal yang mewakili tingkat warna.
Terdapat tiga komponen warna utama dalam kurva warna yaitu RGB : merah (red), hijau (green), dan biru (blue). Setiap komponen dapat disesuaikan secara terpisah.
Memanipulasi visual dengan kurva warna dapat digunakan untuk mencapai gaya visual tertentu, seperti tampilan vintage, tampilan film noir, atau tampilan berwarna pop yang cerah.
Ketika menguba gambar menggunakan curva warna, pastikan untuk melakukan uji coba dan memeriksa hasilnya pada berbagai perangkat dan layar, ini berguna untuk memastikan konsistensi visual pada berbagai platform.
4. Selektifitas (Selective Coloring)
Teknik ini memungkinkan penyesuaian warna secara selektif pada bagian-bagian tertentu dalam adegan. Misalnya, mengubah satu objek menjadi warna hitam putih sementara objek lain tetap berwarna, menciptakan fokus visual yang menarik.
Disini editor dapat menggunakan kontrol tonalitas untuk mengatur kecerahan dan kejenuhan warna tersebut secara keseluruhan. Penyesuaian ini akan membantu dalam mencapai keseimbangan warna yang umum di seluruh gambar.
Setelah itu editor dapat melakukan penyesuaian warna sekunder untuk mengoreksi atau menyelaraskan warna tertentu yang tidak seimbang.
Misalnya, jika ada dominasi warna tertentu seperti terlalu banyak warna biru dalam adegan, editor dapat menggunakan kontrol selektif untuk mengurangi kejenuhan warna biru.
Dalam beberapa kasus, editor juga melakukan penyesuaian warna yang lebih selektif pada area tertentu dalam gambar.
Ini dapat dilakukan dengan teknik masking atau seleksi warna untuk memisahkan area yang ingin disesuaikan, dan kemudian menerapkan penyesuaian warna khusus pada area tersebut.
5. Penggunaan Efek Khusus
Selain penyesuaian warna dasar, color grading juga dapat melibatkan penerapan efek khusus seperti koreksi warna khusus untuk menciptakan efek retro, vintage, atau futuristik.
Efek-efek khusus ini berguna untuk mencapai konsistensi antara adegan atau membedakan adegan dengan gaya visual yang berbeda.
Saat ini, banyak editor video yang juga menggunakan template coloring dengan menggunakan LUT (Look-Up Table).
Ini bisa menjadi cara yang efektif untuk memberikan tampilan visual yang konsisten dan profesional pada video Anda.
LUT adalah file yang berisi informasi tentang transformasi warna yang dapat diterapkan pada foto atau video untuk mengubah penampilannya.
Ada ribuan LUT yang disediakan oleh pengembang, ada yang gratis dan berbayar, LUT tersedia dalam berbagai gaya dan tema, dan Anda dapat menemukan banyak LUT secara online.
Temukan LUT yang sesuai dengan gaya visual yang Anda inginkan.
6. Konsistensi Visual
Ketika Anda mengedit tampilan visual dengan color grading, penting untuk memastikan konsistensi visual dalam seluruh video atau film.
Pastikan Anda bisa konsisten dalam pemilihan warna antara adegan, kesesuaian warna dengan mood dan narasi, serta mencapai kohesi visual yang diinginkan.
Color grading dapat dilakukan menggunakan perangkat lunak seperti Adobe Premiere Pro, DaVinci Resolve, atau Final Cut Pro. Pastikan Anda dapat memilih perangkat lunak tersebut sesuai dengan kebutuhan.
Penting untuk memahami estetika dan tujuan visual dari proyek tersebut, jangan lupa untuk berkoordinasi dengan sutradara atau tim produksi untuk mencapai tampilan visual yang diinginkan dalam proses color grading.
Baca juga :
Tahap Pasca Produksi Film, 8 Tips Sukses Merangkai Cerita