10 Kesalahan Umum dalam Editing Video

Mengarahkan Perhatian Penonton

Bagi sebagian editor pemula, aktifitas mengedit video memang akan menjadi kegiatan yang cukup menyenangkan. Karena terlalu asiknya, terkadang mereka tidak sadar telah melakukan berbagai kesalahan umum dalam editing.

Bagaimana dengan hasilnya?

Untuk sementara waktu tentu tetap asyik ditonton, meski untuk dirinya sendiri.

Tapi tidak masalah, ini merupakan perjalanan proses pembelajaran. Biasanya kelak mereka akan tertawa sendiri ketika melihat hasil editing videonya, apalagi saat mereka sudah menjadi editor handal.

Memang, pada awal-awal bergelut di dunia editing video, akan terdapat sejumlah kesalahan yang sering terjadi dan ini dapat mengurangi kualitas dan dampak dari hasil akhir.

Kesalahan-kesalahan ini meliputi berbagai aspek seperti penggunaan klip yang mubazir, transisi yang tidak sesuai, pemotongan yang kurang tepat, dan lain sebagainya.

Lambat laun, seiring dengan tingkat pemahaman dan meningkatnya kepekaan artistik seseorang, meraka akan banyak belajar dari berbagai kesalahan yang pernah mereka alami.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang kesalahan-kesalahan ini, tentu akan dapat meningkatkan kualitas hasil editing sehingga bisa menciptakan video yang lebih menarik, memikat, dan efektif.

Berikut ini adalah beberapa kesalahan umum yang perlu dihindari dalam proses editing film:

1. Terlalu Banyak Klip yang Tidak Perlu

Terlalu Banyak Klip yang Tidak Perlu

Salah satu kesalahan umum yang sering terjadi pada proses editing adalah editor terlalu banyak menggunakan klip yang sebenarnya tidak perlu.

Hal ini dapat mengakibatkan hasil video menjadi terlalu panjang, membosankan dan justru bisa mengganggu alur cerita.

Berikut ini beberapa penyebab dan tips untuk menghindari kesalahan tersebut:

  • Tidak memiliki rencana editing yang jelas

Tanpa memiliki rencana yang jelas, editor akan cenderung memasukkan klip tanpa pertimbangan yang matang.

Solusinya adalah; matangkan skrip atau daftar shot yang terperinci sebelum memulai proses editing.

Disinilah proses pra-produksi menjadi sangat penting.

  • Terlalu banyak klip pengulangan

Sering kali, seorang editor merasa sayang jika harus membuang klip yang bagus, semua video yang seolah-olah bagus harus masuk dalam cerita.

Padahal pengulangan klip yang terlalu sering dapat memperlambat alur cerita dan membuat video terasa membosankan.

Sebaiknya pilih klip yang paling menarik dan relevan dengan pesan yang ingin disampaikan.

  • Mengandalkan b-roll yang berlebihan

B-roll adalah klip tambahan yang biasanya digunakan untuk menyajikan informasi atau memperkaya visual.

Namun pada prakteknya, terlalu banyak b-roll yang tidak relevan juga akan membuat video terasa terlalu panjang dan membosankan.

Pilihlah b-roll yang benar-benar mendukung narasi video dan hindari memasukkan klip hanya karena terlihat menarik secara visual.

  • Kehilangan fokus pada pesan inti

Terkadang, seorang editor bisa kehilangan fokus pada pesan inti yang ingin disampaikan karena terlalu banyak klip yang tidak diperlukan masuk dalam vdeo.

Selalu ingatkan pada diri sendiri tentang apa tujuan video dibuat, kuatkan hati untuk tetap memprioritaskan pada keberlanjutan cerita.

2. Transisi yang Tidak Sesuai

Salah satu kesalahan umum yang juga sering terjadi dalam proses editing adalah menggunakan transisi yang tidak sesuai dengan konteks video atau alur cerita.

Memang ada banyak sekali pilihan transisi yang menawan dan menggoda, namun penggunaan transisi yang tidak tepat dapat mengganggu pengalaman menonton dan justru akan merusak keselarasan visual.

Beberapa kesalahan transisi yang sering terjadi dan cara menghindarinya:

  • Transisi yang terlalu mencolok

Penggunaan transisi memang akan dapat memberikan efek yang dramatis pada video jika digunakan dengan bijak.

Namun, jika digunakan secara berlebihan atau tanpa alasan yang jelas, transisi ini dapat menjadi terlalu mencolok dan mengganggu perhatian penonton.

untuk itu, pilihlah transisi yang sesuai dengan gaya dan mood video, serta gunakan dengan bijak untuk mempertahankan kohesi visual.

  • Pergantian transisi yang tidak konsisten

Ketika menggunakan lebih dari satu jenis transisi dalam video, penting untuk menjaga konsistensi.

Mengganti transisi secara acak dapat membuat tampilan video tidak rapi dan tidak teratur.

Pastikan untuk menggunakan jenis transisi yang konsisten dalam seluruh video, kecuali ada alasan khusus untuk mengubahnya.

  • Transisi yang terlalu panjang atau terlalu pendek

Durasi transisi yang salah dapat memengaruhi ritme video.

Transisi yang terlalu panjang dapat memperlambat alur cerita, sedangkan transisi yang terlalu pendek dapat minimbulkan efek perasaan yang terburu-buru.

Pilih durasi transisi yang sesuai dengan konten yang akan tampil dan pertimbangkan kecepatan gerakan dalam pemberian transisi tersebut.

  • Menggunakan transisi yang tidak relevan

Transisi haruslah memiliki keterkaitan dengan konten, harus punya alasan yang jelas, untuk apa dan motivasi utamanya apa.

Menggunakan transisi yang tidak relevan atau hanya untuk mempercantik dengan efek visual semata dapat mengaburkan pesan video.

Pastikan bahwa transisi yang digunakan memiliki alasan yang jelas dan mendukung narasi dan tujuan video.

  • Terlalu banyak penggunaan transisi

Menggunakan terlalu banyak transisi dalam satu video juga dapat membuatnya terasa berlebihan dan akan mengalihkan perhatian dari konten utamanya.

Pilihlah transisi dengan bijak dan gunakan hanya ketika benar-benar diperlukan untuk menghubungkan klip atau menggambarkan perubahan waktu atau tempat yang signifikan.

3. Pemotongan yang Kurang Tepat

Kesalahan Umum - Pemotongan yang Kurang Tepat

Dalam editing, Pemotongan klip yang kurang tepat juga sering terjadi.

Pemotongan yang buruk akan sangat mengganggu alur cerita, menyebabkan ketidakjelasan, atau justru bisa menghilangkan momen penting dalam video.

Contoh beberapa kesalahan pemotongan yang sering terjadi dan cara menghindarinya:

  • Pemotongan klip terlalu cepat atau terlalu lambat

Ketika melakukan pemotongan klip, penting untuk menemukan momentum yang tepat dengan durasi yang tepat.

Pemotongan yang terlalu cepat dapat membuat adegan terasa terburu-buru, sementara pemotongan yang terlalu lambat dapat membuat video terasa membosankan dan memperlambat alur cerita.

Pertimbangkan ritme alur cerita dan pesan yang ingin disampaikan untuk menentukan durasi pemotongan yang tepat.

  • Tidak mempertimbangkan kelancaran visual

Pemotongan yang tidak halus dapat mengganggu pengalaman menonton, ini juga bisa membuat video terlihat sangat kasar.

Pastikan untuk menggunakan teknik pemotongan yang mulus, seperti menggunakan gerakan kamera yang serupa atau menemukan titik potong yang alami antara klip.

  • Memotong momen penting

Terkadang editor dapat memotong momen penting dalam klip yang dapat merusak alur cerita atau mengurangi dampak emosional.

Pastikan untuk mengidentifikasi momen penting dan memotongnya dengan tepat.

Memberikan mereka cukup waktu untuk bernapas akan lebih baik, dan ini dapat memberikan dampak yang nyaman pada penonton.

  • Tidak menjaga kontinuitas visual

Pemotongan yang tidak mempertimbangkan kontinuitas visual dapat menyebabkan kesalahan dalam urutan adegan, perubahan sudut pandang yang tiba-tiba, atau perubahan cahaya yang tidak masuk akal.

Pastikan untuk mempertimbangkan kesinambungan visual antar klip untuk menjaga konsistensi visual dalam video.

  • Memotong klip terlalu sering

Terlalu banyak pemotongan klip dalam waktu singkat dapat membuat video terasa terlalu terpotong-potong dan membingungkan penonton.

Pilih momen yang paling relevan dan penting untuk dipotong, dan berusaha untuk menjaga keberlanjutan cerita sebanyak mungkin.

4. Penggunaan Efek yang Berlebihan

Kesalahan umum yang juga bisa terjadi dalam proses editing

Kesalahan umum yang juga bisa terjadi dalam proses editing adalah penggunaan efek yang berlebihan dalam video.

Penggunaan efek yang tidak tepat atau berlebihan dapat mengalihkan perhatian dari konten sebenarnya, membuat video terlihat berlebihan, dan mengurangi profesionalisme.

Contoh kesalahan yang sering terjadi dan cara menghindarinya:

  • Efek transisi yang berlebihan

Terlalu banyak menggunakan efek transisi, seperti fade in/out, dissolve, atau split-screen, dapat membuat video terasa tidak alami atau terlalu dramatis.

Pilihlah transisi yang tepat dan gunakan secara bijak untuk menghubungkan klip secara mulus, tanpa mengalihkan perhatian penonton.

  • Efek warna yang berlebihan

Penggunaan efek warna yang berlebihan, seperti saturasi yang terlalu tinggi atau filter yang terlalu kuat, dapat membuat video terlihat tidak realistis atau terlalu mencolok.

Gunakan pengaturan warna yang subtil dan sesuai dengan mood atau pesan video yang ingin disampaikan.

  • Efek visual yang terlalu rumit

Menggunakan efek visual kompleks atau animasi yang rumit dapat mengganggu alur cerita dan membuat video terlihat kacau.

Pilihlah efek visual yang sederhana dan relevan dengan konten, serta hindari penggunaan efek yang tidak mendukung pesan utama.

  • Efek suara yang berlebihan

Menambahkan efek suara, seperti suara tambahan atau efek suara yang berlebihan, dapat mengalihkan perhatian dan membuat video terasa berlebihan.

Pastikan efek suara yang digunakan relevan dengan konten dan tidak mengganggu audio utama atau dialog.

  • Penggunaan efek teks yang berlebihan

Menambahkan teks dalam video adalah cara yang baik untuk menyampaikan informasi atau pesan tambahan.

Namun, penggunaan teks yang berlebihan atau efek animasi yang terlalu rumit dapat membuat video terlihat penuh dengan gangguan visual.

Pilihlah teks yang penting dan gunakan efek yang sederhana untuk mempertahankan kejelasan visual.

5. Kelalaian pada Koreksi Warna dan Grading

Kelalaian pada Koreksi Warna dan Grading

Editor terkadang juga banyak yang melakukan kelalaian pada koreksi warna dan grading.

Koreksi warna dan grading adalah langkah penting dalam proses editing video untuk mencapai penampilan visual yang diinginkan.

Kesalahan yang sering terjadi dan cara menghindarinya:

  • Warna yang tidak seimbang

Salah satu kesalahan umum yang terjadi pada editor adalah tidak menjaga keseimbangan warna yang tepat dalam video.

Misalnya, warna terlalu terang atau terlalu redup, kontras yang tidak konsisten, atau ketidakseimbangan warna antar klip yang berbeda.

Pastikan untuk melakukan koreksi warna secara menyeluruh pada setiap klip dan menjaga keseimbangan warna yang konsisten di seluruh video.

  • Koreksi warna yang berlebihan

Terlalu banyak melakukan koreksi warna atau melakukan grading yang berlebihan dapat membuat video terlihat tidak alami atau tidak profesional.

Misalnya, editor mengubah warna kulit secara berlebihan, peningkatan kontras yang terlalu kuat, atau menggeser tone warna secara tidak proporsional.

Gunakan koreksi warna dan grading secara bijak, dengan tujuan untuk meningkatkan tampilan visual secara alami dan mendukung mood atau pesan yang ingin disampaikan.

  • Ketidakkonsistenan grading

Penting untuk menjaga konsistensi grading di seluruh video, terutama jika terdiri dari beberapa klip.

Ketidakkonsistenan grading dapat mengganggu pengalaman menonton dan mengurangi kesan visual yang diinginkan.

Pastikan untuk menyamakan grading antar klip yang berbeda dan menjaga konsistensi dalam pengaturan warna, kontras, dan pencahayaan.

Baca juga : Mengenal Color Grading dalam Editing Video

  • Tidak mempertimbangkan gaya visual yang diinginkan

Setiap video mungkin memiliki gaya visual yang diinginkan, misalnya, penampilan yang cerah dan bersemangat atau penampilan yang gelap dan misterius.

Salah satu kesalahan yang sering terjadi adalah tidak mempertimbangkan gaya visual saat melakukan koreksi warna dan grading.

Pastikan untuk mengerti gaya visual untuk menyesuaikan color grading.

  • Tidak melakukan penyesuaian pada detail kecil

Terkadang, editor dapat melupakan untuk melakukan penyesuaian pada detail kecil, seperti penyesuaian exposure yang tepat, pemulihan highlight atau shadow yang hilang, atau pengaturan kejernihan dan kehalusan gambar.

Baca juga : Segitiga Exposure: ISO, Aperture, dan Shutter Speed

Pastikan untuk memperhatikan detail-detail kecil ini saat melakukan koreksi warna dan grading.

6. Kesalahan Sinkronisasi Audio

Penyuntingan Audio

Berbicara tentang audio, untuk saat ini memang harus lebih banyak diperhatikan juga. Banyak karya audio visual tercipta namun sering kali mengabaikan kualitas audio.

Salah satu kesalahan umum yang juga sering terjadi dalam proses editing adalah kesalahan sinkronisasi audio.

Sinkronisasi audio yang buruk dapat menghasilkan visual yang tidak sinkron dengan audio. Misalnya suara percakapan dengan gerakan bibir yang tidak pas, suara adegan tertentu yang tidak sesuai dengan gerak visualnya, dan lain-lain.

Adapun berbagai kesalahan yang sering terjadi pada sinkronisai audio dan cara menghindarinya:

  • Sinkronisasi yang tidak akurat

Salah satu kesalahan yang sering terjadi adalah tidak menyinkronkan audio dengan tepat, sehingga suara terdengar tidak sesuai dengan gerakan bibir atau aksi pada video.

Pastikan untuk secara teliti menyinkronkan audio dengan gerakan bibir atau aksi yang sesuai.

  • Ketidakcocokan audio dengan situasi atau suasana

Kadang-kadang, dalam memilih audio tidak cocok dengan situasi atau suasana pada video.

Misalnya, menggunakan musik yang tidak sesuai dengan mood video, atau menggunakan efek suara yang tidak sesuai dengan aksi yang terjadi.

Pastikan penggunaan audio sesuai dengan konteks dan tujuan video.

  • Tidak memperbaiki gangguan audio yang ada

Beberapa gangguan audio seperti kebisingan latar belakang, dentuman mikrofon, atau audio yang terlalu lemah atau terlalu keras dapat mengganggu pengalaman menonton.

Penting untuk memperbaiki gangguan audio tersebut dengan menggunakan fitur pengurangan kebisingan, pengaturan volume yang tepat, atau pemfilteran audio untuk menghasilkan suara yang bersih dan jelas.

  • Ketidakselarasan antara audio dan video

Selain sinkronisasi bibir dan audio, penting juga untuk menjaga keselarasan antara audio dan video secara keseluruhan.

Misalnya, jika akan memotong dan menghapus klip, pastikan juga untuk memotong dan menghapus audio yang terkait agar sinkron.

  • Ketidakseimbangan volume audio

Terkadang, bagian audio tertentu dapat terdengar terlalu keras atau terlalu lemah dibandingkan dengan bagian lainnya.

Penting untuk menyeimbangkan volume audio secara konsisten di seluruh video, sehingga tidak ada bagian yang terlalu dominan atau terlalu redup.

Baca juga : Daftar Alat untuk Merekam Suara saat Produksi Film

7. Tidak Mempertimbangkan Pacing dan Ritme

Fungsi Editing untuk Mengatur Emosi dan Mood

Salah satu kesalahan umum yang juga sering terjadi dalam proses editing adalah editor tidak mempertimbangkan pacing (kecepatan) dan ritme dalam video.

Pacing dan ritme yang tidak tepat dapat membuat video terasa terlalu lambat atau terlalu cepat, mengganggu alur cerita, dan mengurangi pengalaman menonton.

Beberapa kesalahan yang sering terjadi dan cara menghindarinya:

  • Pacing yang terlalu lambat

Jika video memiliki pacing yang terlalu lambat, penonton mungkin merasa bosan atau kehilangan minat.

Ini bisa karena klip yang terlalu panjang, adegan yang berulang-ulang, atau kurangnya variasi dalam aksi atau perubahan visual.

Pastikan untuk memangkas klip yang tidak perlu, menjaga alur cerita yang lancar, dan mempertimbangkan kapan waktu terbaik untuk mempercepat atau memotong klip agar tetap menarik.

  • Pacing yang terlalu cepat

Di sisi lain, pacing yang terlalu cepat dapat membuat video terasa terburu-buru dan menyebakan penonton merasa kesulitan dalam memahami alur cerita.

Klip yang terpotong dengan cepat, transisi yang terlalu sering, atau perubahan adegan yang terlalu tiba-tiba dapat mengganggu alur cerita dan membuat penonton kewalahan.

Pertimbangkan untuk memberikan cukup waktu pada setiap klip agar penonton dapat memahami dan mengikuti apa yang terjadi, serta menggunakan transisi yang mulus untuk menjaga keterhubungan antara klip.

  • Tidak mempertimbangkan ritme visual dan audio

Ritme visual dan audio memiliki peran penting dalam menciptakan suasana dan mood dalam video.

Salah satu kesalahan yang sering terjadi adalah tidak mempertimbangkan ritme visual dan audio yang sesuai dengan konten.

Misalnya, memotong klip secara tidak tepat dengan irama musik latar belakang, atau transisi yang tidak sejalan dengan perubahan ritme dalam video.

Pertimbangkan elemen-elemen ini dengan seksama dan pastikan bahwa ritme visual dan audio saling mendukung untuk menciptakan pengalaman yang harmonis.

  • Kurangnya variasi dalam pacing

Pacing yang monoton dapat membuat video terasa datar dan kurang menarik.

Misalnya, menggunakan pacing yang sama di seluruh video tanpa ada perubahan tempo atau intensitas.

Penting untuk mempertimbangkan variasi dalam pacing untuk menjaga ketertarikan dan keberagaman dalam video.

Gunakan pengaturan kecepatan yang tepat, variasi panjang klip, atau perubahan dalam tata letak visual untuk menciptakan perubahan ritme yang menarik.

8. Penggunaan Musik yang Tidak Cocok

Gunakan humor - Kesalahan Umum

Penggunaan musik yang tidak cocok dengan video juga merupaka kesalahan umum yang sering terjadi.

Musik memiliki peran penting dalam menciptakan suasana, meningkatkan emosi, dan meningkatkan pengalaman menonton.

Kesalahan yang sering terjadi dalam penggunaan musik dan cara menghindarinya:

  • Tidak mempertimbangkan mood dan tone video

Salah satu kesalahan umum adalah tidak mempertimbangkan mood dan tone video saat memilih musik.

Musik yang tidak sesuai dengan mood atau tone video dapat mengganggu keseluruhan pengalaman menonton.

Misalnya, menggunakan musik yang ceria dan riang pada video yang sedih atau serius.

Pastikan musik dapat mencerminkan suasana dalam video.

  • Volume musik yang tidak seimbang

Kadang-kadang, volume musik dalam video tidak seimbang dengan audio lainnya, seperti dialog atau efek suara.

Jika musik terlalu keras atau terlalu lemah, dapat mengganggu atau mengaburkan audio lainnya.

Penting untuk menyesuaikan volume musik dengan baik agar seimbang dengan audio lainnya dan memastikan agar tidak ada elemen yang saling tumpang tindih atau saling mengalangi.

  • Penggunaan musik berlisensi tanpa izin

Salah satu kesalahan serius yang sering terjadi adalah menggunakan musik berlisensi tanpa izin dalam video.

Ini melanggar hak cipta dan dapat menyebabkan masalah hukum.

Pastikan untuk menggunakan musik yang legal, seperti musik yang bebas royalti atau musik dengan lisensi yang sesuai dengan penggunaan video.

Ada banyak sumber musik bebas royalti yang, siapapun boleh menggunakan dengan izin yang tepat.

  • Tidak melakukan sinkronisasi dengan gerakan atau aksi pada video

Musik yang tidak sinkron dengan gerakan atau aksi pada video dapat membuat kesan visual dan audio menjadi tidak selaras.

Misalnya, ketika adegan penuh aksi menggunakan musik yang tidak cocok dengan ritme atau ketukan aksi tersebut.

Pastikan untuk memilih musik yang dapat mengikuti atau meningkatkan gerakan atau aksi pada video secara harmonis.

  • Pengulangan musik yang tidak tepat

Pengulangan musik yang tidak tepat dapat mengganggu pengalaman menonton.

Misalnya, pengulangan yang terlalu sering atau terlalu acak, atau tidak melakukan transisi yang mulus antara klip video yang berbeda.

Pertimbangkan dengan hati-hati penggunaan musik dan atur ulang dengan tepat untuk mempertahankan kelancaran dan keselarasan.

  • Durasi musik yang tidak tepat

Pemilihan durasi musik yang tidak tepat juga bisa menjadi kesalahan.

Jika musik terlalu pendek, bisa terjadi pemutusan yang tiba-tiba ketika video masih berjalan.

Di sisi lain, jika musik terlalu panjang, bisa terjadi perasaan membosankan atau repetitif.

Pertimbangkan durasi video dan potong atau atur musik dengan tepat untuk menjaga kelancaran dan keberlanjutan audio.

9. Kurangnya Pemahaman terhadap Struktur Naratif

jangan pernah berbicara negatif - Kesalahan Umum
Gambar oleh Henryk Niestrój dari Pixabay

Struktur naratif adalah cara cerita disusun dalam video, termasuk pengenalan, perkembangan, klimaks, dan penyelesaian.

Kesalahan dalam memahami dan menerapkan struktur naratif dapat menghasilkan video yang kurang memikat atau penonton sulit untuk mepahami.

Berikut adalah beberapa kesalahan yang sering terjadi:

  • Kurangnya pengenalan yang jelas

Salah satu kesalahan umum adalah kurangnya pengenalan yang jelas tentang cerita yang ada dalam video.

Pemirsa perlu memiliki pemahaman yang jelas tentang konteks, karakter, dan tujuan cerita agar dapat terhubung dengan cerita secara keseluruhan.

Pastikan untuk memberikan pengenalan yang cukup untuk mengatur dasar cerita dengan baik.

  • Kekurangan perkembangan cerita

Jika cerita dalam video tidak berkembang dengan baik, pemirsa mungkin merasa kehilangan minat atau sulit mengikuti alur cerita.

Pemirsa perlu melihat perubahan, konflik, atau tantangan yang dihadapi oleh karakter atau situasi dalam video.

Jika perlu, pertimbangkan untuk melakukan perubahan dalam cerita, dan pastikan agar setiap klip berkontribusi pada perkembangan cerita secara keseluruhan.

  • Klimaks yang lemah

Klimaks adalah puncak ketegangan atau intensitas dalam cerita.

Kesalahan yang sering terjadi adalah kurangnya klimaks yang memikat atau tidak cukup memenuhi harapan pemirsa.

Pastikan untuk membangun ketegangan dan intensitas secara bertahap selama video, sehingga klimaks menciptakan dampak yang kuat dan memuaskan.

  • Penyelesaian yang tidak memuaskan

Penyelesaian cerita adalah bagian penting dalam struktur naratif.

Jika penyelesaian tidak memuaskan atau terlalu terburu-buru, pemirsa mungkin merasa kecewa atau tidak puas.

Pertimbangkanlah penyelesaian yang sesuai dengan cerita, dan pastikan untuk memberikan penutupan yang memadai untuk semua elemen cerita.

  • Ketidakkonsistenan dalam alur cerita

Kesalahan yang sering terjadi adalah ketidakkonsistenan dalam alur cerita.

Misalnya, loncatan yang tidak terjelaskan antara adegan, kehilangan benang merah dalam cerita, atau ketidakkonsistenan dalam perkembangan karakter.

Pastikan untuk menjaga alur cerita yang konsisten dan terorganisir dengan baik, sehingga pemirsa dapat mengikuti dan terlibat dalam cerita.

10. Tidak Mengedepankan Keselarasan Cerita dan Visual

Pentingnya Punya Coping Skill yang Baik - Kesalahan Umum

Keselarasan ini sangat penting untuk menciptakan pengalaman menonton yang kohesif dan memikat.

Ini beberapa kesalahan umum yang sering terjadi :

  • Tidak mempertimbangkan hubungan antara visual dan narasi

Salah satu kesalahan yang sering terjadi adalah ketidaksesuaian antara visual dan narasi yang sedang berlangsung.

Misalnya, adegan visual yang tidak relevan dengan materi cerita dalam video, atau pemilihan klip yang tidak mendukung alur cerita secara keseluruhan.

Penting untuk mempertimbangkan hubungan erat antara visual dan narasi, sehingga keduanya saling mendukung dan memperkuat pesan yang harus tersampaikan.

  • Kurangnya konsistensi gaya visual

Jika video memiliki gaya visual yang tidak konsisten, hal ini dapat mengganggu pengalaman menonton.

Misalnya, penggunaan filter atau warna yang berbeda secara tiba-tiba, pengaturan pencahayaan yang tidak konsisten, atau variasi gaya pengeditan yang tidak terjelaskan.

Pastikan untuk menjaga konsistensi gaya visual di seluruh video, sehingga menciptakan kesan yang terpadu dan mengikuti mood dan tema keseluruhan.

  • Tidak mempertimbangkan komposisi visual yang tepat

Komposisi visual yang buruk dapat merusak kualitas visual video.

Kesalahan umum yang sering terjadi adalah tidak memperhatikan penempatan elemen-elemen visual, pergerakan kamera yang tidak halus, atau framing yang tidak proporsional.

Penting untuk memperhatikan komposisi visual, memastikan penempatan yang tepat, pergerakan yang mulus, dan framing yang estetis agar visual dapat mendukung dan mengkomunikasikan cerita dengan baik.

  • Ketidakselarasan antara audio dan visual

Ini juga menjadi kesalahan umum yang sering terjadi dalam editing, jika audio dan visual tidak selaras, video dapat terasa tidak seimbang atau membingungkan.

Misalnya, adegan yang memperlihatkan suatu hal tetapi audio yang berkaitan dengannya tidak sesuai, atau adegan yang tidak sesuai dengan musik latar belakang.

Pastikan untuk menyinkronkan audio dan visual dengan tepat, sehingga keduanya mendukung dan menyatu secara harmonis.

  • Tidak memperhatikan tempo dan ritme

Kesalahan umum yang juga sering terjadi dalam editing adalah tidak memperhatikan tempo dan ritme.

Tempo dan ritme editing memiliki peran penting dalam menciptakan suasana dan mengarahkan perhatian penonton.

Kesalahan yang sering terjadi adalah tidak memperhatikan tempo dan ritme yang sesuai dengan cerita.

Misalnya, pemotongan yang terlalu lambat atau terlalu cepat, transisi yang terlalu lambat atau terburu-buru.

Penting untuk mempertimbangkan tempo dan ritme yang tepat sesuai dengan alur cerita dan mood pada video.

Menghindari kesalahan-kesalahan ini dalam proses editing film akan membantu menghasilkan hasil akhir yang lebih baik dan meningkatkan kualitas film secara keseluruhan.

Baca juga : Proses Editing Video, 10 Tahapan untuk Hasil Maksimal