Tidak bisa dipungkiri, seorang filmmaker dalam membuat film menginginkan karyanya dapat “dibeli” oleh sebanyak-banyaknya orang.
Tujuannya tak lain adalah pesan yang ingin disampaikan lewat film dapat sampai ke penontonnya, sukur-sukur bisa laku keras.
Namun sayangnya ada buanyak sekali jenis penonton yang ada.
Hal ini menuntut filmmaker untuk bisa melakukan segmentasi pasar agar penontonnya bisa sesuai target dan cocok dengan film yang ia buat.
Masyarakat merupakan sebuah komunitas besar yang heterogen, mereka memiliki permasalahan yang berbeda dan orientasi hidup berbeda.
Termasuk perbedaan selera dalam menonton genre film.
Jika filmmaker tidak mempunyai target penonton yang jelas, beragamnya penonton ini sering kali dapat mempersulit proses promosi maupun distribusi film.
Segmentasi penonton
Untuk menghindari proses promosi yang membutuhkan energi dan biaya besar, maka dalam merencanaan promosi film perlu menentukan segmentasi penonton.
Ini adalah kegiatan memetakan penonton potensial yang memiliki karakteristik sama dengan film yang akan Anda buat.
Misalnya Anda membuat film horor, tentu Anda harus menargetkan orang-orang yang hobi nonton film horor.
Pemetaan ini bisa berdasarkan beberapa variabel seperti geografi, demografi, psikografi dan tingkah laku, bahkan berdasar segmen individu.
Menggunkan variabel geografi dan demografi dalam menentukan segmentasi penonton memang lebih mudah dilakukan. Data-data yang akurat juga bisa didapatkan dengan mudah.
Namun metode ini hanya mampu memberi sedikit gambaran yang jelas terhadap minat penonton.
Penggunaan atribut psikografi dan tingkah laku, akan bisa lebih efektif.
Atribut ini lebih mengarah kepada perilaku penonton dalam memilih tontonan.
Metode ini dapat memberikan informasi yang berharga bagi perumusan strategi pemasaran yang cocok untuk mempengaruhi perilaku penonton film.
Melakukan proses membagi penonton ke segmen-segmen atau kelompok-kelompok tertentu bertujuan untuk meng-efektif-kan proses distribusi dan promosi film.
Dengan menentukan segmentasi penonton sejak awal berarti calon penonton film sudah teridentifikasi dengan jelas sejak awal.
Jika penonton sudah teridentifikasi, langkah selanjutnya yaitu melakukan targeting penonton.
Pastikan penonton mana yang ingin disasar, ada target primer, target skunder dan target tersier.
Misalnya, Anda membuat film tentang percintaan remaja. Maka Anda bisa memilih segmen penonton usia 16-20 tahun, promosi bisa di sekolah-sekolah maupun di kampus.
Ini sangat tidak cocok jika Anda melakukan promosi besar2 di pasar tradisional.
Beberapa syarat yang harus dilakukan agar dalam menentukan segmentasi penonton dapat berjalan secara efekti yaitu;
- Terukur jumlah potensi penontonnya,
- Dapat diakses sehingga mudah untuk dijangkau,
- Dapat dibedakan dengan jelas, dan
- Dapat dilayani oleh sumberdaya yang dimiiki.
Hal inilah yang jarang dilakukan oleh pembuat film pemula, sehingga karyanya hanya berputar-putar ditempat dengan sedikit penonton.
Tujuan segmentasi
Berharap semua orang akan menonton film Anda itu sulit.
Ingin memuaskan semua orang tentu menjadi sesuatu yang mustahil.
Namun memaksimalkan kepuasan kepada segmen tertentu masih dapat dilakukan.
Beberapa alasan kenapa filmmaker harus menentukan segmentasi penonton sejak awal adalah :
- Dengan segmentasi, kegiatan promosi maupun distribusi film bisa berjalan lebih fokus dalam mengalokasikan sumber daya yang ada, sehingga bisa meringankan biaya dan energi.
- Filmmaker dapat dengan mudah menentukan canel distribusi dan promosi film yang diproduksi, karena film yang dibuat sudah bisa dipastikan akan sesuai dengan penonton yang ditargetkan.
- Segmentasi dapat membantu distributor film dalam melakukan promosi dan distribusi.
- Segmentasi berguna untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai peta kompetitor dalam menghadapi film dengan tema sejenis di pasaran.
- Segmentasi merupakan dasar untuk menentukan strategi. Segmentasi yang disertai dengan pemilihan target primer, skunder dan tersier pada penonton akan memberikan acuan dalam penentuan positioning film yang diproduksi. Positioning film adalah definisi identitas dan “kepribadian” film di benak penonton.
- Segmentasi merupakan faktor kunci untuk mengalahkan pesaing, dengan memandang penonton film dari sudut yang unik dan cara yang berbeda dari yang dilakukan kompetitor.
- Segmentasi sebagai alat perencanaan merupakan alat identifikasi dan analisa yang berharga untuk memilih alat promosi dan distribusi yang tepat.
Menentukan segmentasi penonton film memang juga harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi, perlu kehati-hatian dalam memilih variabel segmentasi agar sesuai dengan film yang diproduksi.
Agar segmentasi bisa tepat sasaran, filmmaker harus bisa memandang penonton yang beragam tersebut dari sudut pandang yang unik dan dengan cara yang berbeda dari yang dilakukan orang lain.
Metode segmentasi yang digunakan juga harus sejauh mungkin mencerminkan perilaku penonton film dalam menentukan alasan untuk mau menonton filmnya.
Langkah-langkah Melakukan Segmentasi Penonton Film
Segmentasi penonton film adalah proses mengidentifikasi dan membagi kelompok penonton potensial berdasarkan karakteristik, preferensi, atau perilaku tertentu.
Hal ini dilakukan untuk memahami audiens yang dituju dan mengembangkan strategi pemasaran yang efektif.
Berikut adalah beberapa langkah dalam melakukan segmentasi penonton film:
Mengumpulkan Data Demografis
Mulailah dengan mengumpulkan data demografis tentang penonton potensial, seperti usia, jenis kelamin, lokasi geografis, pendapatan, dan tingkat pendidikan.
Data demografis ini memberikan gambaran awal tentang profil audiens potensial.
Misal, Anda membuat film “Kisah Kasih di Sekolah”
Maka Anda perlu mencari data ada berapa juta pelajar yang saat ini ada di Indonesia?
Orang mana saja yang memungkinkan menonton di bioskop? dan seterusnya
Menganalisis Psikografis
Selanjutnya, lakukan analisis psikografis untuk memahami preferensi, nilai-nilai, minat, dan gaya hidup penonton.
Pertimbangkan faktor-faktor seperti hobi, minat seni, preferensi genre film, kebiasaan menonton film, dan preferensi konsumsi media.
Memahami Perilaku Konsumsi Film
Teliti perilaku konsumsi film penonton potensial.
Apakah mereka sering pergi ke bioskop atau lebih memilih menonton film di rumah?
Apakah mereka lebih condong ke film Hollywood atau indie?
Bagaimana mereka menemukan film baru?
Analisis perilaku konsumsi film membantu mengidentifikasi pola dan kecenderungan penonton.
Menggunakan Data Sekunder
Manfaatkan data sekunder seperti survei, penelitian pasar, ulasan film, dan tren industri untuk mendapatkan wawasan lebih lanjut tentang preferensi dan perilaku penonton.
Rujukan data ini dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang segmen penonton yang berbeda.
Mengidentifikasi Segmen Potensial
Berdasarkan analisis data yang diperoleh, identifikasi segmen penonton yang berbeda.
Misalnya;
-
- Anda dapat mengidentifikasi segmen berdasarkan usia (misalnya, remaja, dewasa muda, atau dewasa),
- Preferensi genre film (misalnya, aksi, komedi, atau horor),
- Perilaku konsumsi film (misalnya, penonton bioskop reguler, penggemar film indie, atau pengguna platform streaming).
- dan lainnya.
Mengembangkan Profil Segmen
Setelah mengidentifikasi segmen penonton, kembangkan profil mendalam untuk masing-masing segmen.
Termasuk di dalamnya adalah karakteristik demografis, psikografis, perilaku konsumsi film, preferensi genre, dan preferensi media mereka.
Hal ini membantu dalam memahami motivasi dan kebutuhan khusus dari setiap segmen.
Menggunakan Segmentasi dalam Strategi Pemasaran
Gunakan hasil segmentasi ini untuk menginformasikan strategi pemasaran dan distribusi film.
Sesuaikan pesan pemasaran, saluran promosi, dan cara menyampaikan film kepada setiap segmen penonton potensial.
Hal ini membantu mengoptimalkan upaya pemasaran dan mencapai audiens yang dituju dengan lebih efektif.
Penting untuk diingat bahwa segmentasi penonton film dapat menjadi proses yang kompleks, tergantung pada skala dan tujuan produksi film.
Pekerjaan yang lebih mendalam dan analisis dapat dilakukan oleh tim pemasaran, penelitian pasar, atau konsultan yang berpengalaman dalam industri film.
Baca juga : Ini Proses dan Tahapan Membuat Film