Menulis Skenario Film, Ini 10 Hal yang Harus Kamu Lakukan

menulis skenario film

Menulis skenario film bagi sebagian orang merupakan kegiatan yang menyenangkan. Meski demikian tak sedikit pula yang memandang kalau menulis skenario adalah sesuatu yang sulit dan rumit untuk dilakukan.

Siapapun sebenarnya bisa menjadi penulis skenario. Peluang masih terbuka lebar. Industri perfilman di Indonesia saat ini juga masih membutuhkan banyak penulis-penulis handal. 

Jalan untuk sukses selalu dimulai dari langkah pertama. Begitu pula untuk menjadi penulis.  Semua harus berproses hingga apa yang diinginkan dapat dicapai. Untuk menjadi penulis skenario sukses, berkut beberapa tips untuk mengawalinya.

Untuk dapat menulis skenario film, ini akan melibatkan beberapa langkah yang penting untuk mengembangkan cerita, membangun karakter, dan merancang struktur naratif.

Berikut adalah langkah-langkah umum dalam menulis skenario film:

1. Banyak Menonton Film dan Pelajari Skenarionya

pandai menulis skenario dengan banyak menonton Film

Sama halnya jika ingin menjadi sutradara film. Untuk menjadi penulis skenario yang berhasil langkah awal yang dibutuhkan adalah menjadi maniak film.

Artinya, banyak-banyaklah menonton film. Baik untuk film lama, film baru, dan kalau bisa semua genre.

Semakin banyak film yang dilihat, semakin mudah untuk belajar membaca, menganalisa dan mengidentifikasi berbagi hal yang diperlukan sebagai referensi saat menulis.

Selain menonton banyak film, membaca dan mempelajari naskah skenario yang sudah jadi juga tidak kalah penting. Banyak sumber untuk mendapatkan naskah skenario film yang sudah diproduksi.

Masuklah ke grup-grup jejaring sosial, milis atau download di beberapa situs seperti SimplyScripts atau DailyScript.

Dengan menonton film sekaligus membaca skenarionya, maka akan mendapatkan banyak gambaran bagaimana teks pada tiap halaman naskah skenario mewujud dalam media audio visual.

2. Temukan “Api” dari Dalam Diri

menulis skenario harus bersemangat
Image: Pixabay.com

Boleh percaya boleh tidak, dengan kekuatan cinta banyak orang mampu mengubah dunia. Motivasi dan visi adalah kunci. Dapat menemukan dan mengembangkannya dari dalam diri sendiri akan menjadi kekuatan yang sulit untuk dilawan.

Kekuatan cerita seringkali juga bersumber dari dalam. Ia berupa spirit, ia lahir dari gairah dan cinta sehingga sebuah karya bisa menyihir dan mempengaruhi banyak orang.

Tulisan yang kuat biasanya akan memiliki “suara” penulisnya. Disitu ada aroma penulisnya, jiwanya masuk dalam tulisan sehingga ada kehidupan dalam lembaran-lembaran kertas yang ditulis.

Temukan api itu, biarkan ia ikut mewujud dalam naskah skenario.

3. Tentukan Ide Pokok

Tentukan Ide pokok dan mulailah menulis
Image: Pixabay.com

Setelah banyak menonton film, membaca naskah, dan merefleksi diri menemukan “api”, sedikit banyak ide untuk menulis skenario film biasanya akan bermunculan.

Pada dasarnya setiap orang sudah punya ide cerita dalam diri masing-masing.

Hal-hal sederhana disekitar seringkali bisa lebih unik dan dapat menjadi tempat terbaik untuk memulai berkarya.

Cerita bisa datang dari kisah nyata, legenda, mitologi, atau apapun yang yang bisa diangkat dalam cerita film. Ada banyak ide maka akan semakin banyak pilihan, kemudian pilih salah satu.

Cari tahu apa yang membuat cerita pilihanmu tersebut unik dan menarik. Identifikasi tema yang ingin Kamu eksplorasi atau pesan yang ingin Kamu sampaikan melalui filmmu.

Cobalah untuk menemukan ide inti yang menarik perhatianmu dan dapat memiliki daya tarik universal bagi audiens.

4. Buat Premis

Setelah menentukan ide dan tema yang paling menarik, kemudian  buatlah premis-nya dengan menulis cerita secara singkat, padat dan jelas. Premis adalah pernyataan pendek yang menjelaskan inti cerita, konflik, dan arah naratif film.

Pastikan premismu jelas, konsis, dan menarik. Ini akan menjadi pijakan yang kuat untuk mengembangkan cerita lebih lanjut.

Beberapa hal yang harus ada dalam premis ini diantaranya; Deskripsikan Setting (waktu dan tempat terjadinya cerita), karakter utama dalam cerita, konflik, dan arah cerita.

Secara umum sebuah cerita yang menarik adalah tentang karakter yang menarik. Ia menginginkan sesuatu dan mengalami kesulitan dalam mendapatkan apa yang diinginkannya.

Rumus yang sering digunakan dalam membuat premis adalah: (Karakter + Keinginan) x Hambatan = Cerita.

Contoh Rangkuman Premis:

  1. Di tengah perang yang melanda, seorang perawat dan seorang prajurit bertemu dan jatuh cinta, namun terjebak dalam pertentangan dan perpisahan karena situasi politik yang rumit.
  2. Seorang remaja yang pemalu dan tidak percaya diri berjuang untuk menemukan keberanian dalam dirinya ketika dia terpilih menjadi pahlawan tak terduga dalam perang antar dunia paralel.
  3. Di dunia masa depan yang penuh teknologi, seorang programmer jenius dan seorang aktivis hak asasi manusia berjuang untuk cinta mereka melawan sistem yang korup dan otoritarian, menyatukan kekuatan mereka untuk mengubah dunia.

Rangkuman premis membantu memberikan gambaran umum tentang ceritamu dan dapat digunakan sebagai pijakan untuk mengembangkan skenario lebih lanjut.

Penting untuk memastikan bahwa rangkuman premismu menarik perhatian dan menjelaskan dengan jelas konflik dan potensi ceritamu.

3. Pemilihan Genre

genre film horor

Sudah ketemu ide? langkah selanjutnya adala menentukan genre film yang akan dibuat. Pemilihan genre merupakan keputusan penting dalam menulis skenario film. Genre membantu mengarahkan pendekatan cerita, gaya narasi, dan menarik audiens yang tertarik dengan genre tersebut.

Pertimbangkan apakah genre yang dipilih sudah sesuai dengan konsep dan premis cerita yang dibuat? Beberapa konsep mungkin lebih cocok untuk drama, sementara yang lain lebih cocok untuk komedi, horor, fiksi ilmiah, aksi, atau genre lainnya.

Pilih genre yang memungkinkan Kamu mengungkapkan ceritamu dengan cara yang paling efektif.

Pertimbangkan siapa target audiens cerita tersebut dan genre mana yang paling menarik bagi mereka. Misalnya, jika menargetkan remaja, maka genre seperti drama remaja atau komedi remaja mungkin lebih sesuai.

Pertimbangkan pengalaman dan pengetahuanmu dalam menulis atau memahami genre tertentu.

Jika Kamu memiliki pengetahuan dan minat yang mendalam dalam genre tertentu, Kamu mungkin lebih mampu mengembangkan cerita yang kuat dan autentik dalam genre tersebut.

Tinjau tren dan popularitas genre dalam industri film. Beberapa genre mungkin lebih populer pada saat tertentu, sementara yang lain mungkin sedang dalam tren atau mendapatkan minat baru.

Menyesuaikan ceritamu dengan tren saat ini dapat membantu meningkatkan daya tarik dan kelayakan komersial filmmu.

Pertimbangkan juga kapasitas produksi dan anggaran yang dimiliki. Beberapa genre mungkin membutuhkan produksi yang lebih besar, efek khusus, atau lokasi yang mahal.

Pilih genre yang sesuai dengan sumber daya yang tersedia dan pastikan Kamu dapat menghadapi tantangan produksi yang terkait dengan genre tersebut.

4. Lakukan Riset

melalui riset akan menjadi nilai lebih bagi penulis dalam membuat karya

Naskah skenario merupakan embrio dari sebuah film. Hampir semua karakter tokoh, set, action, dialog, dan sebagainya dirancang dalam naskah tersebut.

Memperkuat setiap elemen melalui riset akan menjadi nilai lebih bagi penulis dalam membuat karyanya, termasuk dengan cerita dan genre yang Kamu pilih.

Banyak karya yang lahir dari kisah kejadian nyata. Dengan melakukan riset, seorang penulis akan lebih mudah untuk memperkuat setiap karakter yang tak terlupakan dalam sebuah cerita.

Hal-hal kecil yang biasanya tersembunyi bisa menjadi kekuatan besar untuk membangun karakter, hubungan antar karakter dan lain sebagainya. Premis yang sudah dibuat bisa dijadikan sebagai pegangan dalam melakukan riset.

Selain melakukan riset tentang berbagai elemen cerita, riset penonton juga dapat dilakukan.

Hal ini untuk investasi jangka panjang saat naskah skenario diproduksi menjadi film.

Penonton adalah target utama dari naskah yang dibuat, merekalah yang akan tertawa, menangis, ketakutan atau terharu dengan hasil naskah yang ditulis.

5. Pemetaan Karakter

Dengan bermodal hasil riset, Kamu bisa melakukan pemetaan setiap karakter. Ini adalah proses mengembangkan dan memahami karakter-karakter utama dalam skenario film.

Dalam pemetaan ini Kamu bisa lebih menjelaskan latar belakang, kepribadian, motivasi, tujuan, dan perjalanan emosional karakter-karakter tersebut.

Pemetaan karakter membantu penulis dalam mengembangkan karakter-karakter yang kompleks, konsisten, dan meyakinkan dalam cerita.

Agar lebih mendetil, gambarkan juga latar belakang karakter-karakter tersebut, termasuk asal-usul, pendidikan, lingkungan sosial, dan pengalaman hidup mereka.

Jelaskan juga kepribadian masing-masing karakter, termasuk sifat-sifat mereka, kelebihan, kelemahan, dan karakteristik unik. Apakah mereka ceria, pendiam, egois, atau pemalu?

Tentukan apa yang memotivasi karakter-karakter tersebut dan apa yang mereka inginkan dalam cerita.

Gambaran bagaimana karakter-karakter mengalami perjalanan emosional dan perkembangan selama cerita. Apakah mereka mengalami perubahan sikap, pandangan hidup, atau pemahaman yang mendalam? Identifikasi titik awal dan akhir perjalanan emosional mereka.

Analisis hubungan dan interaksi antara karakter-karakter. Bagaimana mereka saling mempengaruhi, bertentangan, atau mendukung satu sama lain? Apakah ada konflik atau ikatan yang kuat antara mereka?

Pastikan karakter-karakter konsisten dalam tindakan, kata-kata, dan pengambilan keputusan mereka sepanjang cerita. Perhatikan bahwa karakter bisa berkembang dan berubah, tetapi harus ada alasan yang masuk akal di balik perubahan tersebut.

Gali lebih dalam untuk memahami motivasi batin di setiap karakter, yakni kebutuhan, rasa takut, keraguan, atau rahasia yang mungkin mereka sembunyikan. Ini membantu menciptakan dimensi emosional yang lebih dalam pada karakter-karakter.

Dengann melakukan pemetaan karakter, ini dapat membantu penulis untuk mengembangkan karakter-karakter yang hidup dan meyakinkan dalam cerita.

6. Penentuan Struktur Cerita

Setelah melakukan pemataan karakter, hal yang tidak kalah penting adalah menentukan struktur cerita atau naratif.

Struktur naratif adalah kerangka yang mengatur alur cerita dan membantu menyampaikan cerita dengan jelas dan efektif kepada penonton.

Ada empat elemen utama dalam penentuan struktur naratif yaitu:

  1. Pendahuluan (Introduction). Bagian ini memperkenalkan penonton dengan karakter utama, setting, dan konflik awal yang akan dihadapi. Pendahuluan harus menarik perhatian penonton dan menggambarkan konteks cerita.
  2. Peningkatan Konflik (Rising Action): Bagian ini melibatkan pengembangan cerita dengan meningkatkan konflik dan memperkenalkan tantangan baru bagi karakter utama.
  3. Puncak Konflik (Climax): Ini adalah titik di mana konflik mencapai intensitas tertinggi, disini adalah momen ketegangan paling penting dalam cerita, di mana karakter utama menghadapi pilihan kritis atau melawan rintangan terbesar.
  4. Penyelesaian (Resolution): Bagian ini menggambarkan resolusi konflik dan untuk mengakhiri cerita.

Selain itu, ada juga struktur naratif yang sering digunakan dalam penulisan skenario film, seperti:

  • Three-Act Structure: Struktur ini mencakup pendahuluan, peningkatan konflik, puncak konflik, dan penyelesaian. Cerita dibagi menjadi tiga bagian yang terkait erat: Pengantar, Pertengahan, dan Akhir.
  • Five-Act Structure: Struktur ini mirip dengan yang pertama, tetapi cerita dibagi menjadi lima bagian yang lebih terperinci. Bagian-bagian ini memberikan kebebasan dalam mengembangkan alur cerita dan karakter.
  • Hero’s Journey : Struktur ini mengikuti perjalanan emosional dan pertumbuhan karakter utama. Ini melibatkan langkah-langkah seperti panggilan petualangan, persiapan, ujian, dan kembalinya sang pahlawan.

Tidak ada satu struktur naratif yang benar atau salah, namun penting untuk memilih dan mengembangkan struktur yang sesuai dengan cerita Kamu.

Perhatikan juga bahwa beberapa film mungkin menggunakan struktur yang lebih eksperimental atau non-linier, ini tergantung pada tujuan artistik dan cerita yang ingin disampaikan.

7. Mengembangkan Cerita Menjadi Sinopsis

mengembangkan cerita

Sinopsis merupakan ringkasan cerita yang memberikan gambaran umum tentang alur cerita. Dalam sinopsis isi cerita sudah bisa digambarkan lebih jelas dan menyeluruh, termasuk konflik utama, karakter-karakter kunci, dan perjalanan emosional yang terjadi.

Sesuaikan panjang sinopsis dengan kebutuhan. Sinopsis dapat berupa paragraf singkat, ringkasan satu halaman, atau bahkan beberapa halaman tergantung pada kebutuhan.

Biasanya, sinopsis pendek lebih cocok untuk presentasi awal, sedangkan sinopsis yang panjang dapat digunakan untuk keperluan pemasaran atau pengajuan ke produser.

Mulailah sinopsis dengan kalimat pendahuluan yang menarik untuk menarik perhatian pembaca. Gunakan kalimat singkat yang dapat menyampaikan konsep dasar cerita dan memancing rasa ingin tahu.

Hindari terlalu banyak detail atau subplor yang tidak relevan. Tetapkan fokus pada inti cerita dan elemen-elemen yang penting dalam menjaga kejelasan sinopsis.

Gunakan bahasa yang kreatif dan menjaga ketertarikan pembaca. Gunakan kalimat singkat, deskripsi yang gamblang, dan kata-kata yang kuat untuk menggambarkan suasana dan emosi cerita.

8. Mulai menulis skenario

Apapun hasilnya, memulai menulis skenario adalah langkah terbaik yang bisa dilakukan. Kuasai format standar penulisan naskah skenario dan berbagai istilah teknis dalam penulisan skenario.

Ada beberapa istilah khusus yang berlaku secara universal dalam penulisan, istilah-istilah tersebut mempunyai arti yang sama sehingga akan mudah dipahami oleh filmmaker di berbagai negara.

Menulis skenario (Screenwriting) pada dasarnya adalah membuat film di atas kertas, di dalamnya terdapat proses bercerita dengan bahasa audio-visual dalam bentuk teks yang sangat spesifik.

Saat membuat skenario usahakan bisa memberi gambaran secara jelas apa yang akan dilihat dan didengar oleh penonton, untuk itu gunakan kreativitas dan imajinasi secara optimal dalam menulis skenario.

9. Siap dikritik

Setelah menyelesaikan draf awal skenario, cobalah untuk meminta pendapat orang lain yang lebih kompeten, seperti penulis skenario lain atau pembaca terpercaya, dan terbuka untuk melakukan perubahan yang diperlukan.

Jangan takut dikritik, dan lakukan revisi jika diperlukan. Kritik sangat diperlukan untuk mengevaluasi apa yang sudah dilakukan.

10. Kuasai Jaringan

Membuat ataupun mengikuti grup menulis skenario bisa dilakukan untuk memperkuat motivasi dan media bertukar pikiran.

Pertemuan yang dilakukan secara rutin, perlahan tapi pasti akan mampu mengasah kemampuan masing-masing anggota dalam hal penulisan.

Jaringan antar penulis maupun dalam industri film sangat diperlukan, hal ini untuk membangun kepercayaan terhadap pribadi maupun karya yang dibuat.

Jejaring sosial bisa menjadi media ampuh untuk memperluas jaringan. Melalui media ini siapapun dapat berkenalan dengan para penulis senior, produser, sutradara, maupun para komunitas penulis. Ikut aktif dalam berinteraksi di forum penulisan akan membuka peluang lebar untuk melakukan kerjasama. Selamat berjuang….

Bahan bacaan : thescriptlab.com

Baca juga : Ingin Menjadi Sutradara Film, Ini Caranya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *