Skenario Film, Pengertian dan Fungsinya

Format Standar Penulisan Naskah Skenario

Pengertian dan fungsi naskah skenario film menjadi pengetahuan dasar yang wajib diketahui oleh siapapun yang tertarik untuk berkecimpung dalam penulisan skenario.

Hal ini menjadi penting karena secara teknis, penulisan naskah skenario film memiliki banyak perbedaan dengan menulis cerpen dan novel.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia : Skenario adalah rencana lakon sandiwara atau film berupa adegan demi adegan yg tertulis secara terperinci.

Menurut Wikipedia: Skenario, adegan layar (screenplay) atau naskah film ialah cetak biru yang ditulis untuk film atau acara televisi. Skenario dapat dihasilkan dalam bentuk olahan asli atau adaptasi dari penulisan yang sudah ada seperti hasil sastra.

Dari pengertian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa;

Skenario adalah sebuah naskah cerita yang menguraikan urut-urutan adegan, tempat, keadaan, dan dialog. Urutan tersebut disusun dalam konteks struktur dramatik untuk menjadi acuan dalam proses produksi.

Selain sebagai bahan acuan dalam proses produksi, naskah skenario film juga berfungsi sebagai Bahan dasar untuk menyatukan persepsi antara produser dan para kru film tentang film.

Skenario dapat meminimalkan perbedaan penafsiran dan menjadi dasar perencanaan yang jelas.

Fungsi Skenario Film

skenario film

Secara rinci, skenario film memiliki beberapa fungsi utama yang penting dalam proses produksi dan penulisan cerita.

Berikut adalah beberapa fungsi skenario film:

Membangun Struktur Naratif

Skenario berfungsi untuk membentuk struktur naratif film, yang melibatkan pengaturan alur cerita, karakter, konflik, dan titik balik yang penting.

Skenario membantu menjaga kelancaran dan kohesi cerita agar dapat dinikmati oleh penonton.

Panduan Produksi

Skenario juga berfungsi sebagai panduan produksi untuk tim film. Ini mencakup deskripsi lokasi, detail visual, aksi, dialog, dan instruksi khusus lainnya.

Skenario membantu sutradara, sinematografer, perancang set, dan anggota kru lainnya untuk memahami visi dan tujuan film.

Mengarahkan Pemeran

Skenario memberikan petunjuk kepada para aktor tentang karakter yang mereka perankan, emosi yang harus ditunjukkan, dan dialog yang harus diucapkan.

Skenario membantu menciptakan keberlanjutan dan konsistensi dalam interpretasi karakter di seluruh film.

Alat Komunikasi

Skenario berfungsi sebagai alat komunikasi antara penulis, produser, sutradara, dan anggota tim produksi lainnya. Ini membantu memastikan pemahaman yang jelas tentang visi dan tujuan film.

Skenario juga digunakan untuk menjual ide kepada produser, investor, atau studio film.

Pengeditan dan Revisi

Skenario adalah dokumen yang terus berubah selama proses produksi. Pengeditan dan revisi dilakukan untuk meningkatkan alur cerita, menghilangkan ketidakjelasan, memperkuat karakter, atau membuat perubahan lain yang diperlukan.

Skenario menjadi dasar bagi perubahan dan pembaruan selama produksi film.

Pengukuran Durasi

Skenario membantu dalam pengukuran durasi film. Dengan menghitung halaman skenario, produser dan sutradara dapat memperkirakan panjang film dan membuat penyesuaian jika diperlukan.

Rujukan untuk Produksi Selanjutnya

Skenario yang baik dapat menjadi rujukan untuk produksi selanjutnya, termasuk sekuel, prekuel, atau adaptasi lainnya.

Skenario yang berhasil dapat membentuk dasar untuk pengembangan cerita lebih lanjut.

Biasanya sebelum produksi film, naskah skenario film yang sudah jadi akan diberikan kepada Produser.

Selain itu juga akan diberikan kepada Manager Produksi dan Staf, Sutradara dan Staf, Penata Artistik dan Staf , Juru kamera, Penata Suara, Aktor dan Aktris, Pengarah Musik, dan Editor.

Istilah Teknis Penulisan Skenario Film

Mulai-menulis-skenario

Daftar istilah teknis dalam penulisan skenario sebenarnya banyak sekali, beberapa istilah yang ada dibawah ini merupakan daftar yang sering digunakan untuk mempermudah dalam penulisan.

Istilah untuk menjelaskan framing dan jenis shot :

  • BCU (BIG CLOSE UP): Pengambilan gambar dengan jarak yang sangat dekat. Biasanya, untuk gambar-gambar kecil agar lebih jelas dan detail, seperti anting tokoh.
  • CU (CLOSE UP): Pengambilan gambar dengan jarak yang cukup dekat. Biasanya, untuk menegaskan detail sesuatu seperti ekspresi tokoh yang penting, seperti senyum manis atau lirikan mata. Tokoh biasanya muncul gambar wajah saja.
  • ESTABLISHING SHOT: Pengambilan gambar secara keseluruhan, biasa disingkat ESTABLISH saja.
  • LS (LONG SHOT): Pengambilan gambar pada jarak jauh. Biasanya untuk gambar yang terlihat secara keseluruhan.
  • POV (POINT OF VIEW): Sudut pandang satu atau beberapa tokoh terhadap sesuatu yang memegang peranan penting untuk tokoh yang bersangkutan.
  • SPLIT SCREEN: Adegan berbeda yang muncul pada satu frame atau layar.

Untuk menjelaskan transisi/perpindahan gambar :

  • CUT BACK TO: Transisi perpindahan dalam waktu yang cepat untuk kembali ke tempat sebelumnya. Jadi, ada satu kejadian di satu tempat, lalu berpindah ke tempat lain, dan kembali ke tempat semula.
  • CUT TO FLASH BACK: Petunjuk mengalihkan gambar ke adegan flash back
  • CUT TO : Mengakhiri adegan secara langsung tanpa proses transisi
  • CUT TO : Perpindahan untuk menggambarkan peristiwa yang terjadi bersamaan, tetapi di tempat yang berbeda atau kelanjutan adegan di hari yang sama.
  • INTERCUT: Perpindahan dengan cepat dari satu adegan ke adegan lain yang berbeda dalam satu kesatuan cerita.
  • DISSOLVE TO : Perpindahan dengan gambar yang semakin lama semakin kabur sebelum berpindah ke adegan berikutnya.
  • FADE IN: Petunjuk transisi memasuki adegan secara perlahan
  • FADE OUT: Petunjuk transisi mengakhiri adegan secara perlahan dari layar
  • FLASH BACK CUT TO: Petunjuk untuk mengakhiri adegan flash back
  • FLASHBACK: Ulangan atau kilas balik peristiwa. Biasanya, gambarnya dibedakan dengan gambar tayangan sekarang.

Daftar istilah untuk menjelaskan pergerakan kamera :

  • CAMERA FOLLOW: Petunjuk pengambilan gambar dengan cara mengikuti pergerakan obyek
  • CAMERA PAN TO: Petunjuk pengambilan gambar dengan cara mengalihkan kamera kepada obyek yang dituju dari obyek sebelumnya
  • ZOOM IN: Petunjuk gerakan kamera dengan menyorot obyek dari jauh sampai dekat atau close-up
  • ZOOM OUT: Petunjuk gerakan kamera dengan menyorot obyek dari dekat sampai jauh.

Istilah untuk menjelaskan Ruang :

  • INT. (INTERIOR): Pengambilan gambar pada jarak jauh. Biasanya untuk gambar yang terlihat secara keseluruhan.
  • EXT.(EXTERIOR): Menunjukan tempat pengambilan gambar diluar ruangan.

Untuk menjelaskan Audio atau sound :

  • OS (ONLY SOUND): Suara orang yang terdengar dari tempat lain; berbeda tempat dengan tokoh yang mendengarnya.
  • VO (VOICE OVER): Orang yang berbicara dalam hati. Suara yang terdengar dari pelakon namun bibir tidak bergerak.
  • SFX (SOUND EFFECT): Untuk suara yang dihasilkan di luar suara manusia dan ilustrasi musik. Misalnya, suara telepon berdering, bel sekolah, dll.

Daftar istilah lainnya :

  • COMMERCIAL BREAK: Jeda iklan. Penulis skenario harus memperhitungkan jeda ini, dengan memberi kejutan atau suspense agar penonton tetap menunggu adegan berikutnya.
  • CREDIT TITLE: Penayangan nama tim kreatif dan orang yang terlibat dalam sebuah produksi
  • FLASHES: Penggambaran sesuatu yang belum terjadi dalam waktu cepat; contohnya: orang melamun.
  • FREEZE: Aksi pada posisi terakhir. Harus diambil adegan yang terjadi pada tokoh utama dan dapat membuat penonton penasaran sehingga membuat penonton bersedia menunggu kelanjutannya.
  • INSERT: Sisipan adegan pendek, tetapi penting di dalam satu scene.
  • MAIN TITLE: Judul cerita pada sinetron atau film.
  • MONTAGE: Beberapa gambar yang menunjukkan adegan berurutan dan mengalir. Bisa juga menunjukkan beberapa lokasi yang berbeda, tetapi merupakan satu rangkaian cerita.
  • PAUSE: Jeda sejenak dalam dialog, untuk memberi intonasi ataupun nada dialog.
  • SCENE: Berarti adegan atau bagian terkecil dari sebuah cerita.
  • SLOW MOTION: Gerakan yang lebih lambat dari biasanya. Untuk menunjukkan hal yang dramatis
  • TEASER: Adegan gebrakan di awal cerita untuk memancing rasa penasaran penonton agar terus mengikuti cerita.

Format Standar Penulisan Skenario Film

Format Standar Penulisan Naskah Skenario

Seiring berkembangnya teknologi, penulis skenario semakin dimudahkan dengan banyaknya software pendukung dalam penulisan naskah skenario film, baik yang disediakan secara gratis maupun berbayar.

Software yang biasa digunakan dalam penulisan naskah skenario misalnya Celtx, Final Draft, atau yang lainnya.

Banyak aturan yang harus dipenuhi dalam penulisan naskah skenario film.

Apa yang sudah ditulis bisa diterjemahkan secara tepat dalam proses produksi.

Formatnya disusun sedemikian rupa sehingga 1 halaman biasanya menghabiskan waktu 1 menit.

Tulisan standar untuk skenario adalah Courier ukuran 12.

Software penulisan naskah skenario memang sangat membantu dalam bekerja karena didalamnya sudah disesuaikan dengan aturan-aturan baku dalam penulisan naskah.

Meski demikian, tidak ada salahnya jika mengetahui format standar dalam penulisan naskah skenario.

Adapun beberapa format standar yang sering digunakan dalam penulisan naskah skenario diantaranya :

1. Ukuran Kertas

Ukuran kertas yang biasa digunakan dalam penulisan naskah skenario adalah ukuran 8,5 x 11 (Letter) dengan total panjang tulisan  maksimal 60 baris/lembar.

Adapun Scene/shot numbers memiliki margin kiri 1,0 dan margin kanan 7,4, Margin atas dan bawah masing-masing 0.5

2. Font

Font yang digunakan dalam penulisan naskah skenario adalah Courier (bukan Courier New) atau Prestige Pica dengan ukuran 12 point.

Kedua font tersebut merupakan jenis fixed-pitch font yang menghasilkan sepuluh (10) karakter per inci horisontal dan enam (6) baris per inci vertikal.

3. Format Scene Headings

Scene Headings (Shot headings atau disebut dengan Slug Line) memiliki jarak 1,7  dari kiri dan 1,1 dari kanan.

Scene heading ini berisi nomor urutan scene, penggunaan ruang interior (INT) dan eksterior(EXT), lokasi adegan, dan waktu adegan. Scene heading biasanya menggunakan hurup kapital, Contoh :

1. INT. RUMAH PAK LURAH MALAM

2.EXT. JALAN RAYA SIANG

4. Nama Karakter

Nama karakter dalam penulisan naskah skenario menggunakan huruf besar, memiliki margin kiri 4,1 tepat berada dibawah Scene Headings.

5. Format Dialog

Dialog memiliki margin kiri 2,7 dan margin kanan 2,4, berada tepat dibawah nama tokoh/karakter.

Jika terjadi sebuah dialog panjang di akhir halaman namun ruang untuk tulisan kurang, maka perlu menambahkan teks (MORE) di akhir naskah dengan menggunakan margin kiri 4,1.

Dialog dapat dilanjutkan di halaman berikutnya dengan menambahkan teks (CONTD) setelah nama karakter.

Jika sebuah scene/adegan dan dialog berlanjut ke halaman berikutnya, maka bagian akhir teks halaman sebelah kanan diberi tulisan (CONTINUED) dengan diberi tanda kurung dan jeda baris kosong diatasnya.

Untuk halaman berikutnya juga diberi tulisan CONTINUED  di sebelah kiri tanpa tanda kurung.

6. Parenthetical

Parenthetical adalah pentunjuk aksi atau ekspresi yang harus dilakukan oleh karakter dalam mengucapkan dialog.

Misalnya emosi, sedih, menangis, tersenyum, tertawa, dan sebagainya. Parenthetical direction dalam dialog memiliki margin kiri 3,4 dan margin kanan 3,1.

7. Scene Transisi

Istilah Scene Transisi dalam penulisan naskah skenario merupakan peralihan dari scene yang satu ke scene berikutnya, teks yang digunakan seperti CUT TO, FADE OUT dll.

Pada umumnya Scene Transisi memiliki margin kiri 6,0, ditulis dengan huruf besar dan diletakkan di sebelah kanan, kecuali FADE IN yang ditulis di sebelah kiri.

Scene Transisi didahului dengan sebaris kosong dan diikuti dengan dua baris kosong.

Baca juga : 14 Tahap Pra Produksi Film: Persiapan Penting, Kerja Efektif

***

Aplikasi Penulisan Skenario Film

Aplikasi Penulisan Skenario Film

Ada beberapa aplikasi yang dapat digunakan untuk menulis skenario film. Berikut adalah beberapa contoh populer:

Final Draft

Final Draft adalah salah satu aplikasi penulisan skenario film paling terkenal dan sering digunakan.

Di sini menyediakan format yang sesuai dengan standar industri dan fitur-fitur yang dirancang khusus untuk penulis skenario, seperti pengaturan struktur, navigasi cepat, dan kolaborasi online.

Web: finaldraft.com

Celtx

Celtx adalah aplikasi penulisan skenario yang populer dan juga menawarkan alat untuk penulisan naskah, penulisan cerita, manajemen proyek, dan kolaborasi tim.

Di sini tersedia dalam versi desktop maupun online, dan dapat digunakan secara gratis atau dengan berlangganan premium.

Web: celtx.com

Scrivener

Scrivener adalah aplikasi penulisan umum yang juga dapat digunakan untuk menulis skenario film.

Ini menawarkan fitur-fitur seperti organisasi proyek yang fleksibel, penjadwalan, catatan penulis, dan tata letak kustom.

Web: literatureandlatte.com

Fade In

Fade In adalah aplikasi penulisan skenario yang kuat dan sederhana.

Situs ini mendukung format-format skenario standar dan menyediakan fitur-fitur seperti pengaturan struktur, kolaborasi, pencarian global, dan ekspor ke berbagai format file.

Web : fadeinpro.com

WriterDuet

WriterDuet adalah aplikasi penulisan skenario berbasis web yang memungkinkan kolaborasi real-time antara penulis.

Ini dilengkapi dengan fitur-fitur seperti pengeditan bersama, komentar, revisi versi, dan integrasi dengan layanan cloud.

Web : writerduet.com

Highland

Highland adalah aplikasi penulisan skenario yang populer di kalangan penulis film dan televisi.

Di sini menawarkan tampilan yang bersih dan fokus pada penulisan teks, dengan fitur-fitur seperti pengaturan format otomatis, navigasi yang mudah, dan konversi ke format PDF atau Final Draft. Situs Web: highland2.app

Trelby

Trelby adalah aplikasi penulisan skenario gratis dan sumber terbuka yang tersedia untuk Windows dan Linux.

Di tempat ini menyediakan antarmuka yang sederhana dan intuitif, serta fitur-fitur dasar seperti format otomatis, penyelesaian kata, dan statistik proyek. Situs web: www.trelby.org

Membuat film merupakan rangkaian kegiatan panjang, dimulai dari pra produksi, produksi dan pasca produksi.

Menulis naskah skenario film menjadi salah satu bagian awal yang penting dari keseluruhan proses produksi film tersebut.

Dalam menulis skenario film, seorang penulis dituntut mampu menerjemahkan setiap kalimat menjadi gambaran imajinasi visual yang dibatasi oleh format pandang layar bioskop atau televisi.

Oleh karena itu kreativitas sangat penting dalam proses penulisan.

Kreativitas dan gagasan segar sangat dibutuhkan selama menyusun ide cerita menjadi naskah skenario.

Dengan adanya kreativitas dan gagasan-gagasan baru tersebut diharapkan akan muncul cerita-cerita film yang beragam, tidak monoton dan dapat meminimalisir munculnya plagiatisme.

Semakin berkembangnya dunia hiburan, kebutuhan naskah skenario semakin besar.

Bukan hanya naskah untuk film saja, namun juga naskah skenario untuk berbagai acara televisi, termasuk iklan.

Apalagi sampai saat ini pasokan penulis skenario (Screenwriter ) yang berkualitas di Indonesia masih sangat sedikit.

Baca juga : Membuat Film Pendek, Ini Tahapan dan Prosesnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *