Dalam pengambilan gambar foto maupun video, memahami jenis fokus menjadi satu hal yang sangat penting untuk dipelajari.
Pemilihan fokus yang tepat saat mengambil gambar dapat berdampak besar pada kualitas dan pesan visual yang ingin disampaikan.
Berbicara tentang fokus kamera, sebenarnya tak hanya melulu bertujuan untuk menajamkan gambar, namun banyak tujuan yang bisa dicapai.
Pemilihan fokus bisa bertujuan berbagai macam, bisa untuk pemisahan subjek dari latar belakang, menciptakan kedalaman ruang, penciptaan efek artistik, mengarahkan perhatian, peningkatan narasi visual dan lainnya.
Dengan memahami jenis fokus dan bagaimana menggunakannya secara efektif akan membantumu mengambil gambar yang berkualitas tinggi dan memaksimalkan potensi visual dari setiap pengambilan gambar.
Berikut ini beberapa jenis fokus yang bisa Anda terapkan saat pengambilan gambar video maupun foto:
1. Deep Focus
Deep focus adalah salah satu teknik dalam sinematografi di mana semua objek di dalam bingkai gambar, baik yang berada di depan maupun di belakang, terlihat tajam dan jelas.
Dalam deep focus, semua gambar dalam frame, baik subjek utama maupun latar belakang memiliki kedalaman yang sama dalam fokus yang tajam.
Teknik ini dapatdicapai dengan menggunakan aperture kecil (tingkat bukaan rendah) pada kamera, yang memungkinkan peningkatan kedalaman bidang fokus.
Dengan menggunakan aperture kecil, dampaknya cahaya yang masuk sedikit, namun baik objek dekat maupun objek jauh dari kamera dapat tetap terlihat tajam dan jelas.
Dalam penggunaannya, jenis fokus ini dapat memberikan beberapa efek dan keuntungan dalam sinematografi.
Pertama, teknik ini memungkinkan penonton melihat dan memperhatikan detail-detail yang ada di latar belakang, sehingga memperkaya pengalaman visual.
Kedua, deep focus dapat memberikan perasaan kedalaman dan dimensi yang lebih besar dalam komposisi gambar.
Ketiga, jenis fokus ini dapat digunakan untuk memperlihatkan hubungan antara subjek utama dengan latar belakang, sehingga mampu menciptakan keterkaitan visual yang kuat antara obyek dan latarnya.
2. Shallow Focus
Yang dimaksud dengan Shallow focus adalah teknik pengambilan gambar di mana hanya sebagian kecil yang terlihat tajam, sementara bagian lainnya, terutama latar belakang, menjadi buram atau kabur.
Dalam shallow focus, perhatian penonton akan lebih difokuskan pada subjek yang tajam dan jelas, sementara elemen latar belakang maupun depan lebih kabur.
Jenis fokus ini dapat dicapai dengan menggunakan aperture besar ( bukaan lensa lebar) pada kamera, yang menghasilkan kedalaman bidang fokus yang sempit.
Dengan menggunakan teknik ini, sinematografer dapat mengarahkan perhatian penonton pada subjek utama dengan memisahkannya dari latar belakang yang kabur.
Dalam penggunaannya, jenis fokus shallow dapat memberikan beberapa efek dan keuntungan dalam sinematografi.
Pertama, teknik ini dapat digunakan untuk memisahkan subjek utama dari latar belakang, menciptakan efek visual yang dramatis dan mengarahkan perhatian penonton ke detail-detail penting.
Kedua, shallow focus dapat digunakan untuk menciptakan nuansa intim atau emosional dengan mengaburkan latar belakang dan memperkuat kedekatan visual pada subjek.
Jenis fokus ini sering digunakan dalam film-film seperti drama, roman, atau potret karakter, di mana penekanan pada detail dan ekspresi wajah menjadi penting.
3. Soft Focus
Soft focus adalah teknik sinematografi di mana seluruh bingkai gambar atau sebagian besar subjek yang ada di dalamnya sengaja difokuskan secara lembut atau sedikit kabur.
Dalam pengambilan gambar dengan soft focus, ketajaman dan detail gambar dikurangi atau dihilangkan untuk menciptakan efek yang lebih halus, lembut, dan kurang tajam.
Untuk pembuatannya sendiri, jenis fokus ini dapat dicapai dengan berbagai cara. Termasuk menggunakan filter khusus yang dapat menyebar atau mengaburkan cahaya.
Selain itu teknik ini bisa dilakukan dengan pengaturan pencahayaan yang lembut atau difus, atau bisa juga menggunakan lensa khusus yang menghasilkan efek lembut.
Dalam beberapa kasus, soft focus juga dapat dicapai melalui proses pasca-produksi seperti pengeditan dan penyesuaian digital.
Dalam sinematografi, penggunaan jenis fokus soft dapat menciptakan efek visual yang berbeda, ini tergantung pada konteksnya.
Secara umum, soft focus sering digunakan untuk memberikan nuansa romantis, misterius, atau dreamlike. Efek ini dapat memperindah gambar, menghilangkan ketegangan visual, dan menciptakan suasana lembut dan imajinatif.
Soft focus sering digunakan dalam film-film seperti drama romantis, film fantasi, atau film-film yang berfokus pada memori atau kilas balik masa lalu.
4. Rack Focus
Rack focus, juga dikenal sebagai pull focus atau shift focus, adalah teknik sinematografi di mana fokus kamera secara tiba-tiba berubah dari satu subjek ke subjek lain dalam satu adegan.
Dalam rack focus, pergeseran fokus dilakukan dengan cepat untuk mengalihkan perhatian penonton dari satu objek ke objek lain yang berbeda dalam adegan yang sama.
Jenis fokus ini dapat dicapai dengan mengubah pengaturan fokus lensa pada kamera dengan cepat dan akurat. Ini akan menghasilkan perubahan tajam dalam kedalaman bidang fokus.
Pada saat yang tepat, fokus beralih dari subjek yang sedang difokuskan sebelumnya ke subjek baru. Proses ini dapat dilakukan secara manual oleh sinematografer atau menggunakan teknologi autofokus pada kamera.
Jenis fokus Rack dapat digunakan untuk menciptakan beberapa efek sinematik.
Pertama, teknik ini dapat digunakan untuk menyoroti perubahan dalam cerita atau mengungkapkan hubungan antara karakter atau objek.
Misalnya, ketika seorang karakter berbicara dengan karakter lain di latar belakang. Rack focus dapat digunakan untuk memindahkan fokus dari karakter yang berbicara ke karakter yang mendengarkan..
Kedua, jenis fokus ini juga dapat digunakan untuk menciptakan efek dramatis atau mempertegas emosi dalam adegan.
Misalnya, dengan rack fokus dari latar belakang yang buram ke subjek yang tajam. Sinematografer dapat menarik perhatian penonton pada momen penting atau menekankan perubahan emosional dalam adegan.
Pada intinya, Rack focus adalah teknik yang sering digunakan untuk menciptakan peralihan fokus yang menarik dan mempengaruhi cara penonton mempersepsikan adegan.
5. Split Diopter
Split diopter adalah alat optik yang digunakan dalam sinematografi untuk mencapai kedalaman bidang fokus yang tidak biasa.
Ini terdiri dari lensa khusus yang dibagi menjadi dua bagian, satu bagian diatur untuk fokus jarak dekat dan bagian lainnya diatur untuk fokus jarak jauh.
Dengan menggunakan split diopter, sinematografer dapat mencapai fokus pada objek di kedua jarak dekat dan jauh secara bersamaan, menciptakan efek visual yang menarik.
Teknik split diopter dapat digunakan untuk membagi frame gambar menjadi dua bidang fokus yang berbeda secara horizontal atau vertikal.
Hal ini memungkinkan penonton untuk melihat objek di latar depan dan latar belakang dengan jelas dalam satu adegan.
Teknik ini dapat digunakan untuk membuat kontras visual, menyoroti interaksi antara karakter di latar depan dan belakang, atau mengekspresikan perbedaan emosi.
Penggunaan split diopter memerlukan keahlian dalam mengatur fokus dan komposisi frame yang seimbang.
Sinematografer perlu memperhatikan kejelasan dan keserasian antara dua bidang fokus yang terbagi.
Selain itu, penggunaan split diopter juga mempengaruhi pencahayaan dan komposisi gambar secara keseluruhan.
Split diopter adalah alat yang sering digunakan untuk mencapai efek visual dan menciptakan pengalaman sinematik yang menarik bagi penonton.
6. Jenis Fokus – Tilt Shift
Tilt-shift adalah teknik fotografi atau sinematografi yang menggunakan lensa tilt-shift atau efek pasca-produksi untuk menciptakan ilusi miniatur pada gambar.
Teknik ini melibatkan penyesuaian sudut lensa dan bidang fokus untuk membatasi area tajam pada gambar, sehingga membuat objek utama terlihat seperti miniatur.
Dalam fotografi tilt-shift, lensa tilt-shift memiliki kemampuan untuk menyesuaikan sudut dan posisi lensa terhadap bidang sensor atau film.
Ini memungkinkan fotografer untuk memindahkan titik fokus dan mengubah perspektif pada subjek.
Dengan memiringkan lensa dan menyesuaikan bidang fokus, area fokus yang sempit dibuat, dan bagian lain gambar menjadi kabur atau tidak fokus.
Efek tilt-shift juga dapat dicapai melalui pemrosesan pasca-produksi dengan menggunakan perangkat lunak pengeditan gambar atau video.
Dalam hal ini, area yang tidak fokus dibuat dengan mengaburkan bagian gambar tertentu atau dengan menerapkan efek gradasi blur.
Penggunaan teknik tilt-shift biasanya menciptakan ilusi perspektif yang tidak biasa dan memanipulasi skala objek.
Efek miniatur yang dihasilkan memberikan tampilan yang unik dan menarik pada objek yang sebenarnya besar, seperti gedung, atau pemandangan kota.
Tilt-shift juga dapat digunakan untuk mengarahkan perhatian penonton pada objek atau area tertentu dalam suatu adegan.
Secara keseluruhan, teknik tilt-shift adalah cara kreatif untuk menciptakan ilusi miniatur yang menarik dalam fotografi atau sinematografi. Ini bisa memberikan tampilan yang unik dan menarik pada subjek dan pemandangan sehari-hari.
Baca Juga : 7 Jenis Lensa Kamera DSLR dan Fungsinya